PENGOBATAN TRADISIONAL


Beberapa pengobatan tradisional di seluruh dunia diantaranya:

1.       JAMU
Jamu (djamoe) merupakan singkatan dari djampi yang berarti doa/ obat dan oesodo yang berarti kesehatan (Pringgoutomo, 2007). Jamu adalah pengobatan tradisional masyarakat Indonesia yang berupa minuman dan seduhan, contohnya jamu temulawak, kunir asam, jamu paitan, beras kencur, dll. Jamu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk memelihara kesehatan, namun belum banyak direkomendasikan oleh dokter karena alasan tidak memiliki bukti ilmiah (evidence based medicine/EBM (Purwaningsih, 2013).


2.       KAMPOH
Kampoh (kampo) merupakan pengobatan tradisional Jepang, yang sebenarnya berasal dari China. Kampo diperkenalkan ke Jepang dari Cina via Korea, bersama dengan agama Buda dan kebudayaan lain. Kampo pada awalnya digunakan pada kelas sosial tinggi, namun sejak abad 15, Kampo telah digunakan oleh masyarakat umum sebagai pengobatan berbasis alam. Kampo sendiri telah diresepkan oleh lebih dari 80% dokter di Jepang. Asuransi nasional telah mengkover penggunaan kampo di klinik sejah 1967. Sampai sekarang, telah 148 formula yang telah dikover oleh asuransi kesehatan nasional di Jepang, walaupun baru 15,9% dari jumlah tersebut yang telah memiliki evidence based descriptions (Motoo, dkk., 2011).

3.       TCM
Traditional Chinese Medicine (TCM) merupakan pengobatan tradisional asal China yang telah sangat terkenal di seluruh dunia. Situs WHO bahkan menyebutkan bahwa TCM adalah warisan budaya dari China, yang memiliki sejarah panjang 5000 tahun dan telah berkontribusi abadi untuk kelangsungan hidup bangsa Cina dan menghasilkan keturunan dan kemakmuran. Cina sendiri memiliki Farmakope obat kimia dan obat tradisional, dimana hanya di China saja obat tradisional dapat dicampur dengan obat sintetik.

4.       AYURVEDA
Pada situs WHO, Ayurveda dipertimbangkan sebagai salah satu system pengobatan tertua di dunia. Ayurveda mulai berkembang di India selama 2000-1000 SM. Orang-orang India kuno menggunakan pengamatan, pengalaman, dan sumber daya alam mereka untuk mengembangkan sebuah system unik yang diberi nama Ayurveda, atau “ilmu kehidupan”. Penggunaan Ayurveda untuk pengobatan sendiri melibatkan dua jenis ekspertise, yaitu praktisi dan formulator. Kategori praktisi memiliki subkategori untuk terapi, yaitu orang yang berpraktek sebagai terapis pancakarma dan orang yang berpraktek sebagai ahli diet Ayurveda. Karena Ayurveda mempunyai teori dan pengobatan yang unik, orang-orang yang akan melakukan pengobatan Ayurveda (termasuk distributornya) harus di training untuk memastikan keamanan dan kualitas dari bahan-bahan pembuatan Ayurveda.

Farmakognosi merupakan ilmu tentang obat dan racun dari bahan alam. Cakupannya adalah semua bahan obat dari bahan alam. Di USA, cakupan ini hanya berlaku untuk tumbuhan, baik dalam bentuk simplisia, ekstrak, senyawa murni, dan makanan yang mempunyai manfaat kesehatan (nutrasetikal). Di Eropa, cakupan ini berupa hewan dan tanaman. Di Korea sendiri, penggunaan berbagai hewan, seperti ular, untuk pengobtan telah banyak dilakukan. Ekstraksi dari hewan banyak dilakukan oleh negeri Korea. Empedu beruang banyak digunakan untuk pengobatan tradisional.

Mineral juga merupakan salah satu bahan pengobatan tradisional, contohnya lempung yang digunakan untuk obat maag (attapulgite).

Tipe obat dari tumbuhan:

·         Obat herbal (dari simplisia)
·         Natural product à senyawa yang diisolasi dari tumbuhan
·         Nutrasetikal dan functional food
Nutrasetikal adalah makanan yang berbentuk seperti sediaan farmasi, seperti tablet, kapsul, dll, sedangkan functional food lebih ke produk yang berbentuk makanan. Sedangkan bahan yang digunakan tetap sama, yaitu dari tanaman, misalnya bawang putih, jahe, kunyit, dan spesies lain; tanaman yang mengandung flavonoid dan antosian; dan tumbuhan yang mengandung karotenoid.

Nutrasetika

Nutrasetika berasal dari kata nutrisi dan farmasetika. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, nutrasetika adalah makanan yang berbentuk seperti sediaan farmasi, seperti tablet, kapsul, emulsi, dll. Nutrisi sendiri merupakan bahan bakar untuk aktivitas dan pertumbuhan. Nutrasetika adalah makanan yang bermanfaat untuk preventif, promotif, dan kuratif.

Dahulu, banyak orang yang mengalami sariawan karena kekurangan makanan yang mengandung vitamin C. Banyak juga orang yang mengalami kebutaan karena kekurangan vitamin A. Hal ini dikarenakan, dahulu belum banyak produk vitamin dalam bentuk tablet yang dapat dibawa-bawa kemana-mana.

Banyaknya penderita penyakit beri-beri juga telah memberikan hadiah nobel pada peneliti Eijkman, seorang dokter kemiliteran dari Belanda, yang telah menemukan kandungan senyawa anti beri-beri yang terdapat pada kulit ari padi (bekatul). Eikman adalah murid dari Robert Koch, yang pastinya kita mengenal beliau karena beliau adalah penemu terkenal yang menemukan bakteri TB.

Minyak ikan juga dapat diekstraksi dari hati ikan hiu dan ikan cod. Minyak ikan mengandung banyak omega 3 yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan kolesterol, jantung coroner, dan serangan jantung, serta meningkatkan kadar HDL.

Contoh lain yaitu rumput laut yang mengandung karagenan. Penghasil rumput laut terbesar dunia adalah Filipina. Sedikit miris ya, karena Indonesia punya laut yang berkali-kali lebih besar dibandingkan Filipina.

Banyak sekali senyawa dari alam yang telah ditemukan dan berkhasiat untuk kesehatan, namun masih banyak juga senyawa yang ditemukan yang masih “belum pasti” khasiatnya untuk pengobatan, sehingga lebih banyak digunakan untuk preventif (pencegahan) bukan penyembuhan. Pengobatan tradisional sendiri lebih banyak digunakan sebagai alternative komplementer yang efeknya lama, namun minim efek samping. Sedangkan bila butuh efek cepat, obat konvensional masih memegang peran penting. Sebagai contoh, untuk penurun tekanan darah tinggi, sambiloto mungkin baik untuk digunakan sehari-hari sebagai alternative komplementer dari amlodipine, walaupun tetap perlu mempertimbangkan dosis dan sinergisitas antara keduanya.

Peneliti pada Universitas Bristol melaporkan bahwa CAM digunakan sebanyak 12% pada responden di UK pada tahun 2015. Menurut NHIS (2008), CAM digunakan pada 36,3% orang dewasa pada tahun 2002, dan jumlah ini meningkat menjadi 38,3% pada tahun 2007. Jamu palsu di Indonesia sendiri memiliki omzet 1,5 T atau M per bulan. Angka dari perkembangan segmentasi pasar obat tradisional yang cukup tinggi inilah yang membuat pengobatan tradisional cukup menarik untuk dipelajari dan dikembangkan, selain untuk mengembangkan dan membuat produk dari tanaman yang tumbuh di negeri sendiri.

Walaupun ada statement yang menyatakan bahwa Jamu bukan untk kesehatan dan bukan untuk mendapatkan efek akut, namun banyak jamu yang dapat mengobati seperti obat batuk hitam, obat diare yang terdiri dari kunyit, jambu biji, dan sirih.

Segmentasi orang yang membutuhkan jamu

Tentunya berbagai jenis umur dapat menggunakan jamu, namun perlu diperhatikan penggunaannya untuk bayi, orang tua, dan penggunaan bersama-sama dengan obat konvensional. Jamu yang banyak berisi antioksidan sangat baik digunakan teratur oleh orang yang banyak terpapar oleh stress oksidatif seperti polusi, stres, olah raga terlalu berat, dll.

Penggunaan Bahan Alam:
1.       Persendian
2.       Kebugaran à kayu manis, pasak bumi
3.       Kesehatan jantung, kesehatan wanita
4.       Sistem imun
5.       Gangguan pencernaan, gangguan jantung, gangguan lambung
6.       Penyakit orang tua


REFERENSI:
Purwaningsih, E.H., 2013, Jamu, Obat Tradisional Asli Indonesia Pasang Surut Pemanfaatannya di Indonesia, eJKI, 1 (2), 85-89.
Pringgoutomo, S., 2007, Riwayat perkembangan pengobatan dengan tanaman obat di dunia timur dan barat. Buku ajar kursus herbal dasar untuk dokter, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1-5.
Motoo, Y., Seki, T., Tsutani, K., 2011, Traditional Japanese Medicine, Kampo: Its History and Current Status, Chin J Integr Med, 17(2):85-87.

Komentar

Postingan Populer