NOVEL CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
1.
PENGERTIAN
2019 novel corona virus atau
COVID-19 ditemukan pertama kali di Wuhan, China, pada 12 Desember 2019. Karena ditemukan
pada tahun 2019, penyakit ini dinamai COVID-19. Virus ini merupakan famili Coronaviridae
yang terdistribusi di manusia dan mamalia lain.
Berikut penyebaran COVID-19 sampai 28
Februari 2020.
Kasus COVID-19 baru per 28 Feb 2020 menurut WHO (https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200228-sitrep-39-covid-19.pdf)
Penilaian COVID-19 di China dan dunia sudah mencapai level sangat tinggi, yang artinya sangat beresiko.
Kalau dilihat dari data ini, total kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia adalah 4691 dan 1027 kasus baru (belum ditambahkan data dari China), dengan jumlah kematian 67 dan 10 kematian baru. Penyebaran banyak terjadi karena transmisi lokal. Di wilayah Asia sendiri, kasus terbanyak terjadi di Korea (2387 total kasus dan 571 kasus baru) dan Jepang (210 kasus dan 24 kasus baru), di samping tentunya di China sendiri sebagai tempat awal penyebaran COVID-19. Di Eropa kasus COVID-19 paling banyak terjadi di Itali (650 kasus dan 250 kasus baru). Di daerah Timur Tengah paling banyak terjadi di Iran (245 kasus dan 104 kasus baru) dan paling sedikit ditemukan di Asia tenggara, Amerika dan Afrika. Indonesia sendiri belum ada kasus yang dilaporkan (semoga tidak sampai ada).
2.
PAFISIOLOGI
COVID-19 disebabkan oleh salah
satu family corona virus. Famili corona virus punya banyak tipe, ada yang
menginfeksi manusia, dan ada juga yg menginfeksi hewan lain sperti kelelawar
dan unta(viral reservoir). Corona virus yang biasanya bersirkulasi di manusia
biasanya jinak dan menyebabkan hampir kebanyakan penyakit common cold
(flu). Namun virus korona yang ada di hewan dapat bermutasi
ke manusia dan menyebabkan penyakit bila ada kesempatan. Karena virus
yang ada di hewan itu belum pernah menginfeksi manusia, jadi sistem imun manusia
mengenalinya sebagai virus baru, sehingga kita tidak punya sistem imun
adaptif untuk memeranginya. oleh karena itu, penyakit ini dapat menyebar dengan cepat dan
menyebabkan penyakit yang serius, terutama pada orang dengan kondisi yang kurang fit.
Ingat SARS yang terjadi tahun
2002? Penyakit ini disebabkan virus corona yang tadinya ada di kelelawar, kemudan
menjangkit ke musang, dan akhirnya menginfeksi manusia. Virus yang menyebabkan
SARS ini masih satu famili dengan COVID-19.
Middle east respiratory syndrome
(MERS) yang terjadi pada tahun 2012 juga merupakan salah satu famili virus
corona awalnya dari kelelawar, menginfeksi unta, kemudian menginfeksi manusia.
Pada kasus COVID-19. Virus ini
awalnya merupakan virus pada kelelawar, yang kemudian menginfeksi manusia. Manusia
yang terinfeksi dan batuk dapat menularkan orang lain. Inilah yang disebut person
to person spread. Manusia yang terinfeksi apabila pergi ke tempat lain juga
dapat menyebarkan ke orang-orang di lingkungan lain tersebut. Ini disebut
dengan travel-related.
COVID-19 menyebar dari orang ke
orang terutama melalui droplets (cairan) yang diproduksi pasien
terinfeksi saat berbicara, batuk, atau bersin. Droplet ini dapat
mendarat di mulut atau hidung orang-orang di sekitarnya. Droplet ini terlalu
berat untuk menyebar jauh melewati udara. Jangkauan virus ini melalui droplet
hanya 1 meter dan jatuh di permukaan. Oleh karena itu, inilah penyebab penyebaran
orang ke orang terjadi terutama pada kontak yang berdekatan.
Virus ini sendiri memiliki waktu
inkubasi 3-7 hari, yang artinya butuh waktu 3-7 hari dari awal terkena percikan sampai timbul gejala.
3.
DIAGNOSIS
Diagnosis COVID-19 yang direkomendasikan WHO adalah
menggunakan PCR (polimeration chain reaction). Intinya suatu alat yang
dapat memperbanyak fragmen DNA virus yang kemudian dapat dibaca secara spesifik. Indonesia juga telah mengeluarkan pedoman
diagnosis yang sesuai dengan rekomendasi WHO (dengan PCR). Kalau mau download
bisa search di Google “Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Novel Corona Virus”.
Sampel dari hidung nasofaring atau orofaring dari suspect
dirikimkan ke Litbangkes di daerah Jakarta Pusat.
4.
GEJALA
Demam (suhu lebih dari 38oC)
Batuk
Sesak nafas
*Riwayat bepergian ke daerah-daerah endemik
Demam (suhu lebih dari 38oC)
Batuk
Sesak nafas
*Riwayat bepergian ke daerah-daerah endemik
5.
PENCEGAHAN (menurut WHO)
- Cuci tangan dengan teratur dengan hand sanitizer berbasis alcohol, atau bersihkan dengan sabun dan air.
- Bersihkan permukaan yang mungkin tempat jatuhnya droplet (seperti meja, lantai, kursi) dengan teratur dengan disinfektan.
- Edukasi diri sebanyak-banyaknya mengenai Covid-19 dari situs yang terpercaya, contoh WHO atau Kemenkes.
- HINDARI bepergian, terutama ke daerah-daerah endemik. Bila kita sakit saat bepergian, segera beritahukan ke kru. Jelaskan kita dari mana dan bertemu dengan orang siapa saja.
- Bila kita bersin atau batuk, tutup dengan lengan atau tissu. Bila menggunakan tisu, segera buang di tempat sampah yang tertutup, kemudian cuci tangan.
- Bila anda lebih dari 60 tahun, atau dengan kondisi seperti penyakit kardiovaskular, respirasi atau diabetes, anda mungkin beresiko lebih parah bila terjangkit virus COVID-19. Pencegahan ekstra diperlukan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai atau tempat dimana dapat berinteraksi dengan pasien penderita (namun bila tidak bisa dihindari dapat memakai masker dan cuci tangan teratur).
- Bila kita merasa tidak sehat, tetap di rumah dan telfon dokter atau health care professional. Mereka akan bertanya tentang gejala, riwayat bepergian, atau dengan siapa kita kontak sebelum sakit. Hal ini akan membantu dokter untuk memberikan penanganan yang lebih tepat.
- Bila anda terkena penyakit ini, makan dan tidurlah di tempat yang berbeda dengan anggota keluarga lain di dalam satu rumah. Gunakan peralatan yang berbeda (peralatan makan, handuk, baju, dll. yang berpotensi terkena droplet).
- Bila kita merasakan sesak nafas, segera telfon dokter dan cari perawatan sesegera mungkin.
- Sangat normal untuk merasa khawatir mengenai hal ini, terutama di negara yang terinfeksi. Berdiskusilah dengan komunitas di daerah anda tentang apa yang harus dilakukan agar tetap merasa aman.
- Cuci tangan dengan teratur dengan hand sanitizer berbasis alcohol, atau bersihkan dengan sabun dan air.
- Bersihkan permukaan yang mungkin tempat jatuhnya droplet (seperti meja, lantai, kursi) dengan teratur dengan disinfektan.
- Edukasi diri sebanyak-banyaknya mengenai Covid-19 dari situs yang terpercaya, contoh WHO atau Kemenkes.
- HINDARI bepergian, terutama ke daerah-daerah endemik. Bila kita sakit saat bepergian, segera beritahukan ke kru. Jelaskan kita dari mana dan bertemu dengan orang siapa saja.
- Bila kita bersin atau batuk, tutup dengan lengan atau tissu. Bila menggunakan tisu, segera buang di tempat sampah yang tertutup, kemudian cuci tangan.
- Bila anda lebih dari 60 tahun, atau dengan kondisi seperti penyakit kardiovaskular, respirasi atau diabetes, anda mungkin beresiko lebih parah bila terjangkit virus COVID-19. Pencegahan ekstra diperlukan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai atau tempat dimana dapat berinteraksi dengan pasien penderita (namun bila tidak bisa dihindari dapat memakai masker dan cuci tangan teratur).
- Bila kita merasa tidak sehat, tetap di rumah dan telfon dokter atau health care professional. Mereka akan bertanya tentang gejala, riwayat bepergian, atau dengan siapa kita kontak sebelum sakit. Hal ini akan membantu dokter untuk memberikan penanganan yang lebih tepat.
- Bila anda terkena penyakit ini, makan dan tidurlah di tempat yang berbeda dengan anggota keluarga lain di dalam satu rumah. Gunakan peralatan yang berbeda (peralatan makan, handuk, baju, dll. yang berpotensi terkena droplet).
- Bila kita merasakan sesak nafas, segera telfon dokter dan cari perawatan sesegera mungkin.
- Sangat normal untuk merasa khawatir mengenai hal ini, terutama di negara yang terinfeksi. Berdiskusilah dengan komunitas di daerah anda tentang apa yang harus dilakukan agar tetap merasa aman.
6.
KESIMPULAN
Sebenarnya, negara lain telah menaikkan statusnya terhadap
COVID-19 seperti di Korea, Singapura dan Jepang, namun di Indonesia sendiri COVID-19
kurang begitu menjadi kekhawatiran masyarakat. Hal ini mungkin dikarenakan di
Indonesia sendiri belum (dan jangan sampai ada) ada kasus yang dilaporkan. Per hari
ini (29 Feb 2020) ada 1 kasus yang dilaporkan yaitu dari turis Jepang yang sedang berlibur ke Bali.
Jadi kesimpulannya, COVID-19 memang sedang menyebar di
seluruh dunia, belum ada vaksinnya, dan belum mereda (masih terus menyebar), jadi
mari kita tetap WASPADA namun JANGAN PANIK! Cukup mengikuti rekomendasi dari WHO dan menjaga agar tubuh tetap fit dengan istirahat cukup, hidrasi (minum) yang cukup, makan makanan bergizi, berolahraga teratur, dan menghindari stress.
Link referensi:
https://www.theguardian.com/world/ng-interactive/2020/feb/26/coronavirus-map-how-covid-19-is-spreading-across-the-world
Perlu diprioritaskan sosialisasi covid-19 ini di daerah2 yg punya bandara internasional dg mobilitas yg tinggi...
BalasHapusPenulis perlu menjelaskan kompetensi & latar belakang keahliannya...